Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 224 Kegiatan 8.8

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 8 halaman 224. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Kegiatan 8.8 Halaman 224-225, Buku siswa untuk semester 2 Kelas 7 SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban  Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 8 Drama-Drama Kehidupan Kelas 8 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Halaman 224 Kegiatan 8.8 Bahasa Indonesia Kelas 8 

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 224 Kegiatan 8.8
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 224 Kegiatan 8.8

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 224 Kegiatan 8.8

Kegiatan 8.8
A. 1. Bacalah cerpen di bawah ini dengan baik!
2. Bentuklah kelompok. Ubahlah cerpen tersebut ke dalam bentuk drama dengan memperhatikan struktur dan kaidahnya sebagaimana yang telah kamu pelajari terdahulu.
Jawaban:

JUDUL DRAMA: KENA BATUNYA
SUMBER CERPEN: KENA BATUNYA

TOKOH-TOKOH:
1. CAHYO
2. BU INDATI
3. PARA SISWA
4. AGRA
5. GENDIS
6. INKA
7. TEMAN-TEMAN AGRA

Struktur pengembangan
Babak I

PROLOG
Pagi-pagi, suasana di kelas IX SMP Sambo Indah cukup ramai. Bermacammacam  tingkah kegiatan mereka. Ada yang mengobrol, ada yang membaca buku.
Ada pula yang keluar masuk kelas.

DIALOG
ORIENTASI
Cahyo : ”Ssst….Bu Indati datang!” (Para siswa segera beranjak duduk di tempatnya masing-masing)
Bu Indati : ”Selamat pagi, Anak-anak!” (ramah)
Anak-anak : ”Selamat pagi, Buuuuuu!” (kompak).
Bu Indati : ”Anak-anak, kemarin Ibu memberikan tugas Bahasa Indonesia membuat pantun, semua sudah mengerjakan?”
Anak-anak : ”Sudah Bu.”
Bu Indati : ”Arga, kamu sudah membuat pantun?”
Agra : ”Sudah dong Bu.”
Bu Indati : ”Coba kamu bacakan untuk teman-temanmu.”
Agra : (tersenyum nakal)
”Jalan ke hutan melihat salak,
Ada pula pohon-pohon tua
Ayam jantan terbahak-bahak
Lihat Inka giginya dua”
Anak-anal : (Tertawa terbahak-bahak).

KOMPLIKASI
Inka : (Cemberut, melotot pada Agra)

RESOLUSI
Bu Indati : ”Arga, kamu nggak boleh seperti itu sama temannya.” (Agak kesal) Kekurangan orang lain itu bukan untuk ditertawakan. Coba kamu buat pantun yang lain.”
Agra : ”Iya Bu!” (masih tersenyum-senyum).

Babak II
PROLOG
Siang hari. Anak-anak SMP Sambo Indah pulang sekolah, Inka mendatangiArga.

DIALOG
ORIENTASI
Inka : ”Arga, kenapa sih kamu selalu usil? Kenapa kamu selalu mengejek aku? Memangnya kamu suka kalau diejek?” (cemberut)
Agra : (Tertawa-tawa) ”Aduh…maaf deh! Kamu marah ya, In?”
Inka : ”Iya dong. habis…kamu nakal. Kamu memang sengaja mengejek aku kan, biar anak-anak sekelas menertawakan aku.”
Agra : ”Wah…jangan marah dong, aku kan cuma bercanda. Eh, katanya marah itu bisa menghambat pertumbuhan gigi, nanti kamu giginya dua terus, hahaha…”
Danto : (Tertawa). ”Iya, Kak. Nanti ayam jago menertawakan kamu terus!”

KOMPLIKASI
Inka : ”Huh! kalian jahat! (Berteriak) Aku nggak ngomong lagi sama kalian!” (Pergi)

RESOLUSI
Gendis : (Menghampiri Inka) ”Sudahlah In, nggak usah dipikirkan. Arga kan memang usil dan nakal. Nanti kalau kita marah, dia malah tambah senang. Kita diamkan saja anak itu.

Babak III
PROLOG
Hari berikutnya, sewaktu istirahat pertama.

DIALOG
ORIENTASI
Agra : (Duduk tidak jauh dari Gendis) ”Dis, nama kamu kok bagus sih. mengeja nama Gendis itu gimana?”

KOMPLIKASI
Gendis : ”Apa sih, kamu mau mengganggu lagi, ya? Beraninya cuma sama anak perempuan.”
Agra : ”Aku kan cuma bertanya, mengeja nama Gendis itu gimana. Masak gitu aja marah.”
Gendis : ”Memangnya kenapa sih? (Curiga) Gendis ya mengejanya G-E-N-D-I-S dong!”
Agra : ”Haaa…kamu itu gimana sih Dis. Udah SMP kok belum bisa mengeja nama sendiri dengan benar. Gendis itu mengejanya G-E-M-B-U-L. Itu kayak pamannya Bobo, hahaha….”
Teman-teman Agra : (tertawa)

RESOLUSI
Gendis : ”Arga, kamu selalu begitu! Bisa nggak sih, sehari tanpa berbuat nakal? Lagi pula kamu cuma berani mengganggu anak perempuan. Dasar!” (Marah dan meninggalkan Agra).