Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 196 Kegiatan 7.8

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 8 halaman 196. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Kegiatan 7.8 Halaman 196-197, Buku siswa untuk semester 2 Kelas 7 SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban  Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 7 Berbahasa Persuasif Kelas 8 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Halaman 196 Kegiatan 7.8 Bahasa Indonesia Kelas 8 

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 196 Kegiatan 7.8
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 196 Kegiatan 7.8

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 196 Kegiatan 7.8

Kegiatan 7.8
A. Buatlah teks persuasif dengan langkah-langkah sebagai berikut!
1. Menentukan tema atau bujukan utamanya.
2. Mencatat perincian-perincian yang mengarahkan pada ajakan itu yang berupa pendapat/fakta.
3. Menyusun pendapat, fakta, dan rumusan ajakan sesuai dengan struktur teks persuatif sebagai berikut.
Jawaban:
Pengenalan isu (Tema)
Tahun 2024 ini kita kembali memasuki tahun penting dalam kehidupan kita sebagai bangsa dan negara. Dua bulan lagi kita akan melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih presiden, wakil presiden, serta orang-orang yang akan duduk di lembaga legislatif. Meski kita sudah pantas menyambut ajang ini dengan antusiasi, namun kita harus mengingat satu hal. Kita harus memilih dengan bijak dan tepat, jangan sampai mereka yang tidak berkualitas malah terpilih melalui ajang tersebut, terutama mereka yang hanya haus akan kekuasaan dan mencoba melakukan segala cara untuk meraihnya, termasuk menyebar kebencian.

Rangkaian argumen (pendapat/fakta)
Meraih simpati melalui penyebaran teror, rasa benci, rasa takut, serta menggunakan data tidak berdasar dan klaim-klaim tidak jelas semakin santer digunakan dalam masa kampanye pilpres tahun ini. Banyak pihak yang menggunakan cara ini untuk menakuti masyarakat dan tidak mau meminta maaf karena telah melakukannya. Di mulut, mereka berkata bahwa mereka sedang berjuang untuk rakyat, namun pada nyatanya mereka hanya menyebarkan klaim tidak berdasar, menuduh pemerintah dengan tanpa bukti, menebar ketakutan, kekacauan, menyebar fitnah, mengejek pemuka agama, dan semuanya dilakukan tanpa ada rasa bersalah. Orang-orang seperti ini tidak layak untuk dipilih menjadi wakil kita di lembaga legislatif maupun pemimpin kita di tingkat eksekutif.

Orang-orang semacam ini bukanlah orang-orang yang layak untuk kita percaya karena mereka sendiri sebenarnya tidak peduli dengan kondisi kita. Ujaran bahwa mereka sedang berjuang membela kepentingan masyarakat, terutama rakyat kecil, hanya menjadi senjata untuk memperoleh kekuasaan tanpa peduli cara untuk mewujudkannya. Salah satu buktinya adalah mereka membela para koruptor yang maju kembali sebagai calon legislatif dengan alasan korupsi yang mereka lakukan tidak seberapa, kemudian puisi yang dijadikan sebagai alat untuk melecehkan pemuka masyarakat, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk menggunakan akal dan budi. Gunakanlah pemikiran logis  untuk memilih pemimpin yang tepat berdasarkan kualitas yang dimilikinya, mereka yang berada di sekitarnya, serta sikap dan perilaku yang mereka miliki. Jangan sampai bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang suka menebar teror, rasa takut, dan fitnah sekadar demi kekuasaan.

Ajakan-ajakan
Maka nanti pada tanggal 17 April 2024, marilah kita menggunakan hak pilih kita sebagai warga negara. Mari kita memastikan bahwa negeri ini akan dipimpin oleh orang yang berkualitas atau setidaknya orang-orang yang baik yang akan berjuang sekuat tenaga mereka untuk kepentingan rakyat, bukan sekadar membela orang-orang jahat, koruptor, pelaku tindak kejahatan HAM di masa lalu, penyebar teror, penyebar rasa takut, penyebar fitnah, mereka yang suka mengejek orang lain, dan lain sebagainya.

Penegasan kembali
Orang-orang seperti ini bahkan tidak pantas tinggal di negeri ini.