Kpz0JXNL4KwnNLROcdoTIG3N8IlpsfRVGQnxBFp8
Bookmark

Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140 Kegiatan 5.6 [Kunci Jawaban]

Berikut ini merupakan pembahasan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas 8 halaman 140. Pembahasan kali ini kita akan bahas latihan yang ada pada buku paket B. Indo Kegiatan 5.6 Halaman 140, Buku siswa untuk Semester 1 Kelas VIII SMP/MTS. Semoga dengan adanya pembahasan kunci jawaban  Pilihan Ganda (PG) dan juga Esaay Bab 5 Urutan Cerita Menarik dalam Eksplanasi Kelas 8 ini, kalian bisa menjadi lebih giat untuk belajar. Kunci jawaban ini diperuntukkan untuk para pelajar yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013 (K13). Kunci Jawaban Kegiatan 5.6 Halaman 140 Bahasa Indonesia Kelas 8 

Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140 Kegiatan 5.6 [Kunci Jawaban]
Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140 Kegiatan 5.6 [Kunci Jawaban]

Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140 Kegiatan 5.6 [Kunci Jawaban]

Kegiatan 5.6
C. 1. Bacalah teks di bawah ini!
2. Dengan berdiskusi, tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut!
3. Simpulkan pula struktur teks tersebut berdasarkan kejelasan dan kelengkapannya!

Jawaban :
a. Identifikasi fenomena -> ditunjukkan oleh paragraf pertama
Pada tahun 1825, Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengant idak minta izin terlebih dulu kepada Pangeran Diponegoro. Hal itu menyebabkan Pangeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan Yogyakarta.

b. Proses kejadian -> ditunjukkan oleh paragraf kedua sampai sebelum paragraf terakhir
Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert, meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro. Ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan. Pada tanggal 20 Juli 1825, rumah kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, ruamh Pangeran DIponegoro dibakar oleh Belanda. SEjak itu Pangeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadilan dari kaum penjajah.

Perjuangan Pangeran Diponegoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak. Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan seetiap batalyon diberi nama sendiri, misalnya Turkiya, Arkiya, dan sebagainya.

Dalam peperangannya, Pangeran DIponegoro mempergunakan sistem gerilya. Mereka tidak pernah mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Akan tetapi, hanya dengan perang lokal secara sporadis. Siasat ini ternyata sangat efektif dan menjadikan Belanda kewalahan.

c. Ulasan -> ditunjukkan oleh paragraf terakhir
Jenderal de Kock menolaknya dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawal yang ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu, Makassar.


Simpulan:
Ketiga struktur teks eksplanasi tersebut disajikan dengan saling terkait dan berurutan sehingga menjadikan teks tersebut jelas dan mudah dipahami.